Rapor Merah Investasi Asuransi Jiwa
19.02
Kinerja investasi
mayoritas pemain besar asuransi jiwa menurun tajam. Penurunan investasi
di industri asuransi jiwa mencapai 66,7%. Asuransi jiwa mana saja yang
kinerja investasinya terkoreksi? Apriyani Kurniasih
PERLAMBATAN
ekonomi global yang terjadi sepanjang 2013 telah memengaruhi kinerja
pasar modal Indonesia. Kekhawatiran akan pengurangan kebijakan stimulus
Federal Reserve (The Fed), bank sentral Amerika Serikat (AS), menjadi
salah satu pemicunya.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tahun
lalu ditutup pada posisi 4.195,6, menurun 3,47% dibandingkan dengan awal
Januari 2013. Nilai aktiva bersih (NAB) reksa dana juga menurun 1,84%.
Sementara, kapitalisasi pasar menurun 19,63% akibat berbagai tekanan
yang ada.
Gejolak di pasar modal turut memengaruhi kinerja
investasi asuransi jiwa. Berdasarkan data Asosiasi Asuransi Jiwa
Indonesia (AAJI), hingga Desember 2013, dana kelolaan asuransi jiwa
mencapai Rp251,5 triliun, tumbuh 10,8% dibandingkan dengan tahun
sebelumnya yang tercatat Rp227,07 triliun.
Namun, peningkatan
tersebut tak diimbangi dengan hasil investasi, yang mengalami tekanan
sejak kuartal ketiga 2013. Alhasil, sepanjang 2013 hasil investasi
asuransi jiwa menurun signifikan, yakni sebesar 66,7% (year on year atau yoy) atau menjadi Rp7,1 triliun.
Penurunan
hasil investasi asuransi jiwa turut dikontribusi oleh menurunnya
kinerja investasi di beberapa perusahaan asuransi jiwa besar.
Berdasarkan data Biro Riset Infobank (birI), rasio investasi (rasio
pendapatan investasi neto terhadap rata-rata investasi) Prudential Life
Assurance (Prudential) menurun dari 3% pada 2012 menjadi 1% pada 2013.
Hasil investasi Prudential pun menurun 111,20%, dari Rp3,53 triliun
menjadi minus Rp395,04 miliar.
Penurunan rasio investasi juga
dialami Manulife Indonesia (Manulife), dari 18,06% pada 2012 menjadi
6,42% pada 2013. Hasil investasi Manulife mencatatkan penurunan sebesar
80,66%, dari Rp3,80 triliun pada 2012 menjadi Rp735,78 miliar pada 2013.
Demikian
pula dengan AXA Mandiri Financial Services (AXA Mandiri). Rasio
investasi AXA Mandiri menurun dari 16% menjadi minus 1%. Hasil investasi
AXA Mandiri pun menurun dari Rp526,57 miliar menjadi minus Rp756,83
miliar.
Berdasarkan analisis Biro Riset Infobank, rata-rata rasio
investasi industri keuangan sepanjang 2013 mencapai 7%. Artinya,
perusahaan asuransi yang memiliki rasio investasi sama dengan atau di
atas 7% kinerjanya terbilang masih cukup baik. Beberapa perusahaan yang
rasio investasinya sama dengan atau di atas 7%, di antaranya Generali
Indonesia (7,92%), Cigna (8%), Allianz Life Indonesia (9%), dan Avrist
Assurance (206,99%).
Menurut analisis AAJI, menurunnya hasil
investasi asuransi jiwa sepanjang 2013 telah memengaruhi pendapatan
premi industri asuransi jiwa, terutama premi bisnis baru. Premi bisnis
baru asuransi jiwa tahun lalu menurun 4,4% dibandingkan dengan periode
2012. Jika pada 2012 premi bisnis baru asuransi jiwa mencapai Rp75,01
triliun, pada 2013 angkanya menurun menjadi Rp71,73 triliun. (*)
0 komentar