Logo Design by FlamingText.com
Logo Design by FlamingText.com

ARMS sebagai Jawaban

Untuk menjawab kebutuhan investor dalam pengelolaan risiko investasi, Generali Indonesia telah menciptakan sistem manajemen risiko yang be...

Untuk menjawab kebutuhan investor dalam pengelolaan risiko investasi, Generali Indonesia telah menciptakan sistem manajemen risiko yang berjalan secara otomatis. Sistem ini disebut Auto Risks Management System (ARMS). ARMS memadukan berbagai metode manajemen risiko yang dijalankan secara otomatis. Dalam hal ini, metode yang dimaksud terdiri dari:

  1. Auto Balancing
  2. Auto Trading
  3. Auto Re-entry
  4. Bounce Back

Auto Balancing
Auto Balancing merupakan fitur yang berfungsi untuk menjaga komposisi Aset Portofolio Investasi sesuai dengan profil risiko yang dimiliki investor secara otomatis dan konsisten dari waktu ke waktu. Ini dilakukan melalui proses jual beli aset saat komposisi tipe aset dalam portofolio investasi tidak sesuai dengan komposisi yang telah ditetapkan sebelumnya oleh investor.
Yang menarik, dengan Auto Balancing, investor secara konsisten akan membeli aset tertentu saat harganya rendah dan menjual aset tertentu saat harganya tinggi sehingga imbal hasil investasi yang diperoleh juga akan meningkat. Atau, dengan kata lain prinsip Buy Low-Sell High terjadi secara konsisten. Hal ini dilakukan dengan cara menjual aset yang kinerjanya lebih baik (outperforming asset) dan membeli aset yang kinerjanya lebih rendah (underperforming asset) secara bersamaan pada saat terjadi perubahan komposisi tipe aset yang tidak diinginkan
Dengan Auto Balancing, pergerakan harga masing-masing aset investasi akan dipantau setiap hari dan proses di atas akan dilakukan sesuai dengan batas toleransi yang diinginkan investor secara konsisten dan terus menerus.

Auto Trading
Auto Trading merupakan fitur yang berfungsi untuk memantau dan menjaga kinerja portofolio investasi agar konsisten dengan tujuan investasi yang dimiliki investor secara otomatis dari waktu ke waktu. Dalam berinvestasi, setelah mencapai target pengembangan dana investasi, investor harus merealisasikan keuntungannya (profit taking). Sebaliknya, saat terjadi penurunan dana investasi melebihi batas yang dapat ditoleransi, investor harus segera keluar dari pasar untuk mencegah kerugian lebih jauh (cut loss). Dengan Auto Trading, proses realisasi keuntungan atau mencegah kerugian ini berjalan secara otomatis

Pengembangan Lebih dari Auto Trading: Profit Climbing
Dalam perkembangan selanjutnya, sebagai alternatif dari Profit Taking, Auto Trading memiliki fitur Profit Climbing yang digunakan untuk membantu investor agar tidak merealisasikan keuntungannya terlalu dini di saat pasar investasi masih dapat terus tumbuh. Konsep ini dapat dianalogikan dengan seseorang yang sedang menaiki tangga di mana pada setiap anak tangganya disiapkan jaring pengaman. Orang ini dapat terus menaiki tangga tanpa henti tanpa harus takut jatuh. Saat orang ini jatuh dari anak tangga manapun, jaring pengaman telah tersedia sehingga ia tidak jatuh jauh ke dasar lantai.

Auto Re-Entry
Auto Re-entry adalah fitur di dalam Auto Trading yang berfungsi untuk menginvestasikan kembali seluruh hasil investasi yang telah direalisasikan dan/atau diamankan secara otomatis dan sesuai dengan profil risiko dan tujuan investasi yang dimiliki investor.
Setelah keluar dari pasar, baik karena realisasi keuntungan atau menghindari kerugian lebih jauh, investor harus menentukan kapan ia akan kembali berinvestasi. Momen terbaik untuk masuk kembali adalah saat harga instrumen investasi (yang dimiliki investor sebelum keluar dari pasar) lebih murah. Hal ini dilakukan dengan mengawasi perkembangan harga di pasar setelah investor keluar dari pasar. Bila harganya turun lebih lanjut hingga mencapai titik yang telah ditetapkan, investor sebaiknya kembali berinvestasi seperti sediakala. Dengan Auto Re-entry, proses berinvestasi kembali ini berjalan secara otomatis.

Bounce Back

Bounce Back merupakan fitur pada fasilitas investasi yang berfungsi untuk mengalokasikan kembali Nilai Investasi yang telah direalisasikan dan/atau diamankan secara otomatis melalui fitur Auto Trading, pada alokasi Jenis Dana Investasi yang ditentukan oleh nasabah, dalam suatu periode dan parameter tertentu yang ditentukan oleh Generali Indonesia.

Fungsi fitur Bounce Back hampir sama dengan fitur Auto Re-Entry, perbedaannya terletak pada parameter pengalokasian kembali nilai investasi, dimana Auto Re-Entry menggunakan parameter yang ditentukan oleh nasabah, sementara Bounce Back menggunakan parameter tertentu yang ditentukan oleh Generali Indonesia dengan menggunakan sistem dan tim investasi professional yang dimilikinya. Dalam hal ini, saat parameter ini menghasilkan sinyal yang menunjukkan bahwa harga pasar investasi telah memasuki tren peningkatan, maka dana investasi akan kembali dialokasikan sesuai dengan komposisi sebelum Auto Trading terpicu.


You Might Also Like

0 komentar

Flickr Images

Logo Design by FlamingText.com
Logo Design by FlamingText.com